Tampil di Maumere Talk and Jamming, Finus Uye Luncurkan Lagu Tebaru: ‘Soka Toja’

Di Maumere, seniman lokal selalu berhadapan dengan keterbatasan, entah itu finansial atau infrastruktur. Namun bagi Finus Uye, semua itu bukan jadi penghalang untuk berkarya. Keyakinan tersebut ia tunjukkan lewat penciptaan ‘single’ terbaru yang ditampilkan di panggung Talk and Jamming Maumereggae.

Malam minggu 15 Juni 2024, di Jalan Eltari depan kantor Bupati Sikka, untuk kedua kalinya Maumereggae mengadakan sesi Talk and Jamming (T&J). Panggung dibangun di bagian utara jalan, menghadap ke keramaian pengunjung Car Free Night di area selatan.  Gelegar musik reggae dari panggung Maumereggae menemani warga masyarakat yang datang berkunjung, melepas penat sambil menikmati sajian kuliner dari stand-stand yang tersedia. 

T&J pertama kali diadakan pada November 2003.  Kala itu, Conrad Good Vibration bersama Radith Echoman bercerita tentang skena musik reggae di Indonesia. Mereka juga menampilkan karya-karya terbaru mereka. Sejak saat itu, forum ini diproyeksikan jadi panggung terbuka yang membahas karya-karya musisi reggae di lokal dan dunia. 

“Pada dasarnya, T&J dibuat bagi person, grup yang sudah punya karya untuk share sekalian promosi. Semacam gigs, tapi ada sesuatu yang lain untuk dibagikan. Bukan hanya soal entertain, tapi ada cerita yang bisa dibagikan, supaya menginspirasi teman-teman yang lain dan warga umumnya”, ungkap Yossi Mula, salah satu penggagas juga musisi Maumereggae. 

Malam itu, sebelum sesi bercerita, panggung diisi oleh penampilan musisi dari Maumereggae. Ada Abidal, Ian, Anong, dan beberapa personel lainnya. Mereka membawakan lagu-lagu dari Lucky Dube, Alpha Blondy, Bob Marley, juga lagu-lagu dari band reggae Maumere yang sedang hit

Finus Uye, bintang tamu T&J kali ini juga memperkenalkan single terbaru berjudul “Soka Toja – Maumereggae”, serta beberapa lagu ciptaannya seperti “Jamaica Reggae”, “Teka-teki Cinta”, dan “U.T.I”. 

“Lagu ini saya dedikasikan untuk Maumereggae, karena memang sejak awal saya buat lagu ini juga karena ada Maumereggae. Di dalam liriknya terkandung pesan, reggae itu sederhana. Lagu ini juga mengajak kita untuk menjunjung tinggi perdamaian karena dengan musik reggae, kita bisa dipersatukan,” ungkap Finus.   

Lagu “Soka Toja (Maumereggae)” dipersiapkan sejak tahun 2021. Tentu saja status sebagai guru di SMK Yohanes Paulus XXIII Maumere membuat Finus harus pintar membagi waktu antara mengajar dan berkarya. Selain faktor personal tersebut, tentu saja usaha untuk mencari studio rekaman dan promosi karya menjadi tantangan dan kendala tersendiri.

Modal sosial dan relasi pertemanan yang Finus miliki turut menjadi kekuatan dalam seluruh proses penciptaan dan produksi karya-karyanya. Karya-karya Finus umumnya hasil dari obrolan-obrolan lepas yang dilanjutkan dengan kerja sama dengan teman-teman dari Everyday Music, UYAKBU Music Studio serta Boneka Rasta. 

Terbatasnya platform apresiasi dan promosi menjadi hal yang sering dihadapi seniman musik lokal. Musik reggae juga sering kali kurang mendapatkan apresiasi dibandingkan dengan genre lain di media mainstream. Produksi musik, rekaman, promosi, juga memerlukan biaya. Musisi reggae lokal menghadapi kendala finansial dalam mendanai proyek-proyek mereka, terutama jika tidak memiliki akses ke label rekaman besar atau sponsor yang memadai.

Label “Maumere Kota Reggae” tidak serta merta membuka ruang ekspresi dan dukungan yang memadai. Pengakuan dan apresiasi merupakan hal kultural yang terus diperjuangkan. Selain itu, ada permasalahan yang sifatnya lebih struktural, yang sebenarnya berdampak pada prose kreatif dan penciptaan karya. Problem struktural tersebut salah satunya berupa keterlibatan pemerintah daerah yang masih minim dalam membangun infrastruktur pertunjukan, termasuk musik di daerah. Para musisi sering terjebak di antara mimpi ingin fokus bermusik dan kenyataan tuntutan hidup yang kian tinggi. Pertanyaan  “apakah musisi bisa hidup di daerah?” jadi dilema yang terus-menerus dihadapi.  

“Maumereggae itu swadaya, kami lebih mengandalkan relasi dengan teman-teman komunitas lain, yang ada sound system atau alat band. Saling bantu. Saya tidak terlalu gelisah dengan pengakuan tapi lebih ke penciptaan karya. Saya sendiri berharap, di Maumereggae Festival selanjutnya, teman-teman yang tampil itu sudah punya karya sendiri. Karena karya itu penting, itu yang jadi tanda kita sebagai seniman. Kalau pejabat punya semacam name tag, yang seniman punya itu karya”, uangkap Yosi. 

Membangun ekosistem musik di Maumere mungkin sudah jadi kebutuhan. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif sangat diperlukan, terutama pemenuhan kewajiban pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur seni budaya yang memadai. Seperti yang diungkapkan Yossi, kolaborasi di kalangan komunitas akar rumput sudah berlangsung. Pemerintah daerah tinggal mengoptimalkan ekosistem yang sudah berlangsung tersebut.

Meski ekosistem dan infrastruktur lokal masih sangat terbatas, Finus tetap percaya jika musisi tetap bisa berkarya dengan peluang-peluang yang dibuka oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.

“Untuk teman-teman, di era sekarang, teknologi begitu berkembang. AI (artificial intellegence) juga sedang jadi trend. Yang mau buat musik, tulis lirik, sudah dipermudah dengan teknologi sekarang. Yang kita perlu lakukan adalah tetap berjuang dan harus fokus jika kita mau sukses. Tetap buat karya, karena mungkin ada orang yang bilang karyamu itu buruk, tetapi di mata orang yang lain, karyamu bisa saja bagus”, ungkap Finus. 

Pemanfataan teknologi digital jadi salah satu jalan yang amat mungkin bisa ditempuh untuk mengoptimalkan kreasi para seniman musik di Maumere. Meski begitu, penciptaan event-event yang mempertemukan kreator dan audiens secara langsung tetap sangat dibutuhkan. Dalam konteks lokal di Flores, peran aktif dan kritis dari pemerintah daerah yang belum optimal perlu didorong terus-menerus. (6/6/2024)(rinto/eka)

   

 

3.6 5 votes
Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x